Penumpang Marah-marah dan Teriak Bom Diturunkan dari Pesawat Lion Air

Penumpang Marah-marah dan Teriak Bom Diturunkan dari Pesawat Lion Air

teknologiotak.com – Sebuah insiden mengejutkan terjadi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Sabtu pagi, 3 Agustus 2025. Seorang penumpang Lion Air yang hendak terbang ke Batam membuat keributan di dalam kabin dan sempat meneriakkan kata “bom”, yang langsung memicu kepanikan dan protokol keamanan darurat dari pihak maskapai dan otoritas bandara.

Penumpang tersebut akhirnya diturunkan secara paksa sebelum pesawat lepas landas. Insiden ini menjadi viral di media sosial dan menyita perhatian publik karena menyangkut isu sensitif: keamanan penerbangan dan potensi ancaman bom, meski pada akhirnya tidak ditemukan adanya bahan peledak.

Kejadian seperti ini tentu saja bukan sekadar persoalan emosi sesaat. Di era pasca-9/11 dan peningkatan keamanan bandara global, kata “bom” bukan sekadar ucapan biasa, tapi bisa mengakibatkan konsekuensi serius, termasuk pidana dan pencatatan hitam dalam data penerbangan nasional.

Kronologi Kejadian: Emosi Meledak, Prosedur Keamanan Aktif

Menurut informasi resmi dari pihak Lion Air dan otoritas Bandara Soetta, insiden ini terjadi saat proses boarding pesawat dengan nomor penerbangan JT-378 tujuan Batam. Seorang pria yang belakangan diketahui berusia sekitar 40-an tahun tiba-tiba marah karena merasa tidak puas dengan pelayanan awak kabin.

Situasi memanas ketika pria tersebut tidak hanya berteriak-teriak, tetapi juga sempat mengeluarkan ucapan bahwa “ada bom di dalam tas”. Ucapan itu, meskipun tampak spontan, langsung direspons dengan serius oleh kru dan petugas bandara yang langsung mengaktifkan protokol keamanan.

Pesawat yang sudah hampir siap lepas landas itu pun ditahan. Seluruh penumpang diminta turun untuk pemeriksaan menyeluruh terhadap kabin dan bagasi, sementara pelaku diamankan oleh pihak keamanan bandara dan diperiksa oleh petugas dari TNI AU dan Polda Metro Jaya yang berjaga di lokasi.

Menurut hasil pemeriksaan sementara, tidak ditemukan benda mencurigakan ataupun bahan peledak di dalam tas milik penumpang tersebut. Namun, insiden ini tetap dikategorikan sebagai ancaman keamanan serius karena ucapan soal bom di dalam pesawat merupakan pelanggaran hukum.

Ancaman Bom: Serius atau Lelucon, Konsekuensinya Tetap Berat

Dalam dunia penerbangan, menyebut kata “bom” bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh, meski dalam konteks bercanda sekalipun. Aturan internasional menyebutkan bahwa menyebut adanya ancaman bom di dalam pesawat—baik itu benar maupun tidak—harus diproses secara hukum karena mengganggu keamanan publik.

Pihak Lion Air dalam pernyataan resminya menyampaikan bahwa mereka tidak menoleransi segala bentuk perilaku yang membahayakan penerbangan. Perusahaan juga mendukung penuh proses hukum terhadap pelaku sebagai bentuk pelajaran bagi masyarakat agar tidak main-main dengan isu keamanan.

Pakar hukum penerbangan menjelaskan bahwa pelaku bisa dikenakan pasal terkait penyebaran informasi bohong yang menimbulkan kepanikan umum, serta Undang-Undang Penerbangan Nomor 1 Tahun 2009 Pasal 344 yang menyebutkan hukuman pidana untuk siapa saja yang dengan sengaja menyampaikan informasi palsu terkait keamanan penerbangan.

Sanksi pidana yang mengintai tidak main-main. Jika terbukti bersalah, pelaku bisa dijatuhi hukuman penjara maksimal 8 tahun. Selain itu, ia juga bisa masuk daftar hitam maskapai, baik dalam negeri maupun luar negeri, sehingga akan kesulitan melakukan perjalanan udara di masa depan.

Dampak Terhadap Penumpang dan Jadwal Penerbangan

Akibat insiden ini, jadwal penerbangan Lion Air JT-378 menuju Batam mengalami keterlambatan selama kurang lebih dua jam. Seluruh penumpang yang sudah masuk ke kabin harus kembali turun dan menjalani proses pemeriksaan ulang.

Beberapa penumpang mengeluhkan keterlambatan ini, namun sebagian besar memahami bahwa protokol keamanan memang harus dijalankan dengan ketat untuk menjamin keselamatan semua orang di dalam pesawat. Beberapa bahkan sempat mengabadikan momen saat pelaku diamankan petugas dan membagikannya ke media sosial.

Insiden seperti ini juga mengganggu reputasi maskapai secara umum. Meskipun Lion Air bukan pihak yang bersalah, namun kejadian ini tetap menambah daftar insiden yang bisa memengaruhi kepercayaan publik terhadap penerbangan domestik, apalagi jika tidak ditangani dengan cepat dan transparan.

Pihak maskapai menyatakan permintaan maaf atas keterlambatan dan berkomitmen untuk tetap menjaga kenyamanan dan keamanan penerbangan ke depannya. Mereka juga berterima kasih kepada seluruh penumpang yang kooperatif selama proses evakuasi dan pemeriksaan berlangsung.